KAPUAS, iNewsBarito.id - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di Kalimantan Tengah akibat cuaca ekstrem menjelang musim kemarau.
Pada Minggu (8/6/2025) siang, lahan gambut seluas tiga hektare di wilayah Desa Lahei Mangkutup, Kecamatan Mentangai, Kabupaten Kapuas, terbakar hebat.
Kobaran api yang cepat meluas hingga mendekati badan jalan Trans Palangka Raya–Buntok membuat tim pemadam dari Dalkarhutla Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah harus bergerak cepat.
Namun, upaya pemadaman di lapangan mengalami kendala serius karena minimnya sumber air di lokasi kebakaran.
Pantauan udara menggunakan drone menunjukkan visual kebakaran hutan dan lahan gambut yang meluas di area semak belukar kering. Kondisi ini diperparah oleh angin kencang dan suhu panas ekstrem yang mempercepat penyebaran api ke berbagai titik.
Komandan Regu Dalkarhutla Dishut Kalteng, M. Agus Maksum, mengatakan bahwa titik api pertama kali terdeteksi saat tim melakukan patroli rutin.“Titik api awalnya diketahui saat tim Dalkarhutla sedang melakukan patroli. Setelah berjibaku selama hampir empat jam, petugas akhirnya berhasil melakukan pemadaman,” ujar Agus Maksum.
Dalam kondisi darurat tersebut, sebagian besar petugas harus melakukan pemadaman secara manual menggunakan dahan dan ranting pohon. Sebagian lainnya mencari sumber air terdekat, bahkan memanfaatkan sumur bor milik warga sekitar untuk mengoperasikan pompa portabel.
Data dari Posko Dalkarhutla Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah mencatat, sejak 1 hingga 8 Juni 2025, telah terjadi lima kejadian karhutla. Tiga titik berada di Kota Palangka Raya, satu titik di Kabupaten Pulang Pisau, dan satu titik di Kabupaten Kapuas.
Pihak Dinas Kehutanan Kalteng juga mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Hal ini penting demi mencegah kebakaran yang dapat membahayakan aktivitas warga serta menimbulkan gangguan kesehatan akibat kabut asap.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara dibakar, cukup dengan ditebas saja. Risiko kebakaran saat cuaca seperti ini sangat tinggi dan bisa berdampak luas,” tegas Agus Maksum.
Editor : Ade Sata
Artikel Terkait